Minggu, 29 Januari 2012

H-1 Berkepala Dua

Satu hari sebelum menginjak usia dua puluh tahun. Dua Puluh. Meninggalkan usia belasan ( teen ) yang berarti gue murni udah bukan teenager lagi. Menanggalkan status ABG karena gue besok udah jadi dewasa muda. Memasuki usia nikah. Usia tante-tante. Oh My, time does fly way too fast, right?
Kalo gue pikir-pikir, dua puluh taun hidup di dunia, kok rasanya gue belum berbuat sesuatu ya. Ya, sesuatu. Sesuatu disini maksudnya 'sesuatu' yang bold, berani, beda, besar, berpengaruh atau pokoknya semacam hal yang bisa bikin seorang artis berjambul fenomenal yang 'lo-tau-namanya-siapa' memberikan predikat 'sesuatu'.
Pernah gak sih, nyela seorang artis yang mungkin akting nangisnya keliatan artifisial, pede dengan gaya rambut sensasional yang mirip terowongan atau yang bikin kita curiga dia bedakan apa pake gypsum di mukanya saking putihnya, lalu balik bertanya ke diri sendiri 'Lo sendiri udah ngapain? '. Atau ngebatin dalam hati ngeremehin temen yang mungkin suara pas-pasan tapi pede gila buat audisi semacam pencarian bakat instan, lalu bertanya dalam hati 'Lo sendiri pernah ngapain?', 'Lo sendiri udah menghasilkan apa?' . Happened to me alot these few last years.
Coba bercermin, bercermin secara konotasi dan denotasi. Bercermin ngelihat kita sendiri udah ngapain selama kita hidup, bercermin ke kaca beneran ngeliat apa bener kita emang lebih bagus dari orang lain yang kita cela.
Terlepas dari semua itu, jujur selama 20 tahun minus satu hari gue hidup, gue belum bikin apa-apa. Gue cuma sibuk ngerjain deadline kuliah, pacaran, sama coba-coba resep. Tapi, karena jarang bikin a major target, rasanya gue gak sampe kemana-mana. Just live the life like ordinary people.
The thing is I don't want to be ordinary. I want to do something big. Dan yang jelas, bukan kehidupan seperti 'pagi-ke-kantor-pulang-masak-tidur-bangun-ke-kantor-weekend-ke-mal' dan tinggal nunggu pensiun yang gue kejar. Mungkin di suatu masa gue akan ngalamin kehidupan kayak gitu, tapi yang jelas gue gak mau stuck di rutinitas biasa nan monoton seperti itu sampe akhir usia produktif gue. At least, usia sekitar 40-45 tahun, gue pingin jadi full-time entrepreneur, being a boss for myself, dan bisa membuka lapangan kerja buat orang lain yang membutuhkan.
Mungkin yang gue harus coba lakuin adalah menentukan target, bukannya hanya mengikuti alur kehidupan tapi gak jelas gue akan sampe mana. Masih gak tau apakah ini the right way to start something big, tapi akan gue coba. Ada suatu petuah yang pernah dilontarkan secara sontan dan casually sama guru gue waktu SD, tapi berbekas dalam buat gue sampe sekarang : "Kita gak akan rugi kalau mau mencoba."
Demikian renungan gue pada sehari sebelum peringatan gue mborojol ke dunia dua puluh tahun lalu. Kalo ada yang bilang ini lebih kayak doa, ada benernya. Intinya, gue udah gedeeeee :D

0 komentar:

Posting Komentar